TUHAN, IZINKAN AKU MENJADI PELACUR! “Memoar Luka Seorang Muslimah” (Muhidin M.Dahlan)
Sebuah
novel yang mengisahkan seorang wanita bernama Kiran yang sangat aktif sebagai Jemaah
dan aktivis, terutama pergerakan Islam. Ia seorang muslimah yang taat dan
tubuhnya dihijabi jubah dan jilbab besar. Waktunya banyak digunakan untuk
sholat, membaca kitab, dan berzikir. Ya ia memilih hidup yang sufistik.
Cita-cita terbesarnya adalah menjadi muslimah yang beragama secara total.
Namun, di tengah proses mempelajari ia diterpa badai kekecewaan. Salah satunya
organisasi garis keras yang mengusung cita-cita tegaknya syariat Islam yang
diidealkannya bisa mengantarkannya beragama secara total dan penuh, ternyata
malah merampas kritis sekaligus imannya. Segala pertanyaan yang diajukannya
dijawab dengan dogma tertutup yang hanya melahirkan resah dan kehampaan. Dalam
keadaan yang kosong itulah ia terperosok dalam dunia hitam. Dilampiaskannya
frustasinya dengan melakukan seks bebas dan obat-obatan terlarang.
Pertemuannya
dengan orang-orang yang ia anggap akan menjadi panutannya dalam menjadikannya
muslim seutuhnya, namun tidak sesuai dengan harapannya. Kenyataannya mereka
mematahkan dan sangat jauh melenceng dari tujuan keislaman. Kekecewaannya
terhadap orang-orang tersebut malah membuatnya marah kepada ajaran dan Tuhan
nya. Sehingga ia melampiaskan kecewa dalam dirinya dengan merusak diri secara
membabi buta yakni melakukan penyimpangan dan larangan-Nya. Saat dia melakukan
larangan agamanya seolah ia menunjukan dan berkata itu bukti pemberotakannya
terhadap Tuhan. Dia terus menguji orang yang ada disekitar salah satunya dengan
seks. Orang-orang yang selalu berbicara soal keagamaan seolah tahu banyak soal
keimanna dan ketakwaan namun pada kenyataanya orang tersebut dengan mudahnya tergoda dan hal
tersebuat membuatnya sangat muak. Pemikirannya sampai dititik bahwa agama yang
dulu ia bela di lingkaran Jemaah ternyata sangat abstrak dan tidak menyata.
Sampai ia bertanya-tanya pada dirinya bagaimana bisa iman yang terlampau
abstrak dan terlampau normative itu ia yakini.
Muhidin M. Dahlan
Penulis
(sumber: google)
Novel
karya Muhidin M. Dahlan ini penuh dengan pro dan kontra dari para pembaca, yang
dianggap sebuah pemikiran yang berbahaya terkait keyakinan seseorang terutama muslim.
Sehingga memunculkan banyak pertanyaan apakah novel ini kenyataan atau hanya
fiksi, dan jawabannya adalah ini sebuah novel fiksi dengan bahan bakunya
sepenuhnya diambil dari kisah nyata dan wawancara mendalam beberapa pekan. Ia
pun mengakui kesulitan menulis apa-apa yang tak bisa ia lihat. Makna yang dapat
diambil dari kisah seorang Kiran dalam novel ini tergantung pembaca itu
sendiri. Seolah pembaca diminta menyikapi dari segala sudut pandang meski itu
sebuah hal yang salah. Tentu hal itu akan membuat pikiran dan hati pembaca
sangat bergejolak.
Komentar
Posting Komentar