SIRIH NINIK
Apa
itu sirih? tumbuhan kaya akan khasiat yang terkandung di dalamnya, tumbuhan
yang mudah tumbuh dengan batangnya yang menjalar. Batangnya dapat menjalar
kemana saja dan biasa menjalar ke tumbuhan lain dengan akar yang merekat pada
kulit pohon. Namun, meski begitu ia tidak menjadi parasit seperti benalu yang menggrogoti
tumbuhan lain dan membuatnya mati. Itu perihal daun sirihnya saja belum lagi
terkait komponen bahan dari alam lainnya yang tentunya memiliki manfaat khusus,
namun bersirih selalu identik dengan daun sirih tentunya. Tradisi bersirih saat
ini dilaksanakan pada saat upacara adat, misalnya seperti acara perkawinan, penyambutan
tamu kehornamatan Negara dan upacara adat lainnya di daerah-daerah. Namun, kali
ini ingin kuceritakan aktivitas bersirih pada keseharian para ninik.
Bersirih
menarik perhatianku ketika ia menjadikan gigi dan bibir para ninik merah tanpa
perlu lipstik. Sirih dengan dicampur beberapa bahan lainnya seperti kapur,
gambir, dan pinang dapat meghasilkan warna merah merona yang cukup pekat. Diwaktu
kecil dalam padanganku Ninik bersirih itu menakutkan seperti manusia pemakan
darah dan melihatnya seperti penuh ancaman. Namun, saat aku telah dewasa dalam
pandanganku Ninik bersirih itu cantik. Senyuman ninik dengan gigi dan bibir
merah seperti berdarah itu indah dengan keunikan tersendiri.
Ninik
yang kutemui pada waktu kecil adalah nenekku sendiri, meski dahulu aku melihatnya
sangat menakutkan namun aktivitas bersirih ninik itu selalu menarik perhatian
dan penasaranku. Sehingga aktivitas bersirih ninik merupakan agenda tidak
terlewatkan pada masa kunjunganku ke rumah ninik. Cara ninik meracik sirih pun
tidak lepas dari perhatian tahapan demi tahapannya aku perhatikan dengan detil.
Lembaran daun sirih diusapnya dari kemungkinan adanya kotoran ataupun debu,
dicuilnya gambir, kapur, dan pinang letakkan pada lembar daun sirih yang
kemudian dibungkusnya bahan tadi pada lembar daun sirih menjadi lipatan
sederhana namun rapi. Satu komponen lagi yang khas dari bersirih adalah
tembakau sebagai tahapan penutup dari aktivitas bersirih. Tembakau yang identik
sebagai bahan dasar rokok disini difungsikan sebagai pembersih mulut setelah
mengunyah daun sirih.
Setelah
aku dewasa kupikir aktivitas bersrih tidak banyak lagi dapat aku temui, namun
di bagian wilayah lain daerah Jambi ini terdapat suku yang masyarakatnya masih
cukup banyak makan siri. Suku ini yakni Suku Batin di Kampung Baruh Desa
Rantaupanjang Kabupaten Merangin. Bersirih di wilayah tersebut banyak dilakukan
para kalangan orang tua. Namun, terdapat juga beberapa dan sesekali kalangan anak
muda mebersirih, namun sangat sedikit sekali anak muda yang meminati bersirih
saat ini.
Foto. Ninik Saidah (±70th) masyarakat Suku Batin V di Kampung Baruh (Sumber: pribadi)
Aktivitas bersirih selalu menarik perhatianku hingga saat ini, melihat ninik Saidah (±70th) di usianya yang telah lanjut ia masih gemar bersirih tanpa rasa bosan. Giginya masih terlihat utuh seperti tapa pernah ada permasalahan, cantiknya tetap terpancar dengan keindahan yang unik. Ninik masih sangat aktif dalam kesehariannya seperti berladang dan meramu tanpa meninggalkan sirihnya.
Sedikit
mengulik mengapa para ninik bersirih, mereka bersirih agar memiliki gigi yang
kuat dan tidak mudah rusak. Dapat dilihat para ninik diusianya yang telah
lanjut tetap memiliki gigi yang terbilang cukup kuat untuk mengunyah sirihnya. Saat
menanyakan bagaimana jika ninik tidak bersirih untuk beberapa saat para ninik
mengatakan itu cukup sulit dan ninik juga telah bersirih sejak lama bahkan
sejak mereka muda. Seperti pernyataan ninik Ranu (±75th) bahwa jika
tidak bersirih perasaan gelisah dan tidak karuan seperti para laki-laki
berhenti merokok. Pernyataan lainnya dari ninik Miyem (±72th) lebih
baik tidak makan setengah hari dibandingkan tidak bersirih sekali.
Pernyataan-pernyataan
diatas mengingatkan akan para perokok saat mereka kehabisan rokok dalam
beberapa waktu, yang mereka rasakan juga gelisah dan lebih baik tidak makan
dibandingkan tidak merokok. Apakah sesansi bersirih serupa dengan rokok? atau
seperti pernyataan dalam buku “Perempuan Berbicara Kretek” bahwa rokok
merupakan pengganti bersirih. Mungkinkah bersirih didominasi oleh perempuan
dikarenakan aktivitas bersirih para laki-laki telah tergantikan dengan rokok.
Ahh… kenapa pikiranku berlarian pada hal yang mengkotakkan perempuan dan
laki-laki, yang pasti aktivitas bersirih merupakan salah satu tradisi masa
lampau yang juga memiliki manfaat yakni kesehatan gigi dan mulut disamping
makna filosofis maupun stigma yang terkandung tentunya.
Komentar
Posting Komentar